SERAMBIPOS.COM – Pemprov Aceh mengatakan baru 18 persen masyarakat di Aceh yang disuntik vaksin Corona atau Covid-19 dari total target vaksinasi 4 juta warga. Daerah dengan cakupan tertinggi adalah Banda Aceh dan terendah di Kabupaten Aceh Utara.
Pemerintah menargetkan 4.028.891 penduduk Aceh, yang tersebar di 23 kabupaten/kota, divaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok dari ancaman Covid-19. Vaksinasi Covid-19 di Aceh dimulai pada 15 Maret 2021, dan cakupannya bagi semua kelompok sudah mencapai 18 persen per tanggal 21 Agustus,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, seperti dilansir dari detikcom, Senin (23/8/2021).
Saifullah menjelaskan persentase tersebut merupakan rata-rata cakupan vaksinasi COVID-19 di seluruh kabupaten/kota. Menurutnya, Cakupan paling tinggi saat ini ada di Kota Banda Aceh mencapai 54,3%.
Selanjutnya yakni Kabupaten Aceh Barat Daya 26,6%, Langsa 26,4%, Bener Meriah 25,2%, Sabang 25,1%, Aceh Tengah 23,6%, Gayo Lues 23,4%, Lhokseumawe 20,8%, Nagan Raya 20,8%, dan Aceh Singkil 20,2%. Sementara jumlah daerah yang disebut penelitian masih di bawah 20%.
Daerah tersebut yaitu Aceh Barat 17,1%, Aceh Tenggara 17,1%, Subulussalam 15,8%, Aceh Timur 15,6%, Aceh Selatan 14,9%, Aceh Jaya 14,8%, Pidie Jaya 14,6% , Bireuen 14,5%, Aceh Tamiang 14,3%, Simeulue 11,3%, Pidie 11,1%, Aceh Besar 10,6%, dan Aceh Utara 10,5%.
“Makin Rendah cakupan cakupan suatu daerah maka semakin rendah perlindungan warga dari ancaman COVID-19. Karena itu, kita terus mengimbau setiap orang berkontribusi untuk saling melindungi melalui kekebalan kelompok tersebut,” jelas Saifullah.
Dia menyebut Kota Banda Aceh diperkirakan dapat mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok lebih cepat dibanding daerah lain. Menurutnya, kekebalan kelompok merupakan dampak tidak langsung terhadap kelompok masyarakat rentan yang bukan sasaran vaksinasi.
“Herd immunity merupakan situasi di mana sebagian besar masyarakat terlindung atau kebal terhadap penyakit tertentu COVID-19,” sebut Saifullah.
Saifullah mengatakan vaksinasi Corona tidak hanya bertujuan memutus rantai penularan penyakit dan wabahnya, tapi juga untuk menghilangkan penyakit dalam jangka panjang. Dia mencontohkan latihan setelah penyakit cacar yang sukses 47 tahun.
Menurutnya, penyakit teknik cacar dicanangkan tahun 1956 dan musnah pada tahun 1974. Imunisasi penyakit menular itu kemudian dihentikan pada tahun 1980.
“Begitu juga latihan polio. Imunisasi polio dicanangkan tahun 1980 dan Indonesia pun mencapai bebas polio tahun 2014 lalu,” beber Saifullah. (mg1)