• Beranda
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Kontak
Saturday, July 5, 2025
SerambiPos
Advertisement
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Kabar Daerah
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Olahraga
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Kabar Daerah
  • Ekbis
  • Hukrim
  • Olahraga
No Result
View All Result
SerambiPos
No Result
View All Result
Home Insight

Belajar dari Pelajaran dari Krisis 1998, Begini Cara Habibie Atasi Krisis hingga Rupiah Mampu Taklukkan Dolar

admin by admin
November 26, 2024
in Insight
0
Belajar dari Pelajaran dari Krisis 1998, Begini Cara Habibie Atasi Krisis hingga Rupiah Mampu Taklukkan Dolar
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu terakhir, nilai tukar rupiah kembali menunjukkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada 21 November 2024, nilai rupiah nyaris mencapai Rp16.000 per dolar AS. Situasi ini mengingatkan pada masa krisis ekonomi 1998, ketika dolar AS melonjak hingga Rp16.800 dalam waktu singkat.

Dalam sebuah artikel berjudul: Habibie Pernah bikin Dolar Rp16.800 jadi Rp6.550, Begini Caranya—terbit di CNBC Indonesia pada 24 November 2024, menceritakan secara singkat apa yang dilakukan Presiden Habibie kala itu, untuk menaklukan dolar AS.

Krisis moneter kala itu bukan sekadar persoalan ekonomi, tetapi juga mengguncang tatanan politik Indonesia.

Presiden Soeharto, yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade, harus lengser. Posisi kepemimpinan beralih kepada BJ Habibie, yang langsung dihadapkan pada tugas berat untuk memulihkan ekonomi negara yang berada di ambang kehancuran.

Habibie adalah seorang teknokrat. Namun dia memahami bahwa langkah pertama yang harus diambil adalah menyelamatkan sektor perbankan.

Pada masa Orde Baru, kebijakan Paket Oktober 1988 mempermudah pendirian bank, tetapi lemahnya pengelolaan membuat banyak bank tumbang saat krisis melanda. Nasabah yang panik menarik dana besar-besaran, memperburuk situasi perbankan.

Menghadapi masalah ini, Habibie memutuskan untuk merestrukturisasi perbankan. Ia menggabungkan empat bank milik pemerintah menjadi satu entitas baru yang kini dikenal sebagai Bank Mandiri.

Langkah ini menjadi pondasi untuk memperkuat stabilitas perbankan. Selain itu, Habibie juga memisahkan Bank Indonesia (BI) dari pemerintah melalui Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, menjadikan BI lembaga independen yang bebas dari intervensi politik.

Langkah berikutnya adalah penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan bunga tinggi. Tujuannya adalah memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap bank.

Dengan kepercayaan yang kembali tumbuh, masyarakat mulai menabung lagi, sehingga peredaran uang di masyarakat berkurang. Hasilnya, suku bunga yang sempat menyentuh angka 60% berhasil turun ke level belasan persen.

Habibie juga menyadari pentingnya menjaga stabilitas harga bahan pokok di tengah krisis. Ia mempertahankan subsidi untuk listrik dan BBM agar harga kebutuhan pokok tetap terjangkau.

Meski kebijakan ini menuai kritik, terutama karena pernyataan kontroversial Habibie yang meminta masyarakat berpuasa untuk berhemat, langkah tersebut berhasil meringankan beban rakyat.

Kombinasi kebijakan restrukturisasi perbankan, penerbitan SBI, dan pengendalian harga bahan pokok membuahkan hasil. Kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia mulai pulih, aliran investasi kembali masuk, dan nilai tukar rupiah menguat hingga Rp6.550 per dolar AS.

Kisah keberhasilan Habibie dalam menghadapi krisis ekonomi 1998 menjadi pelajaran berharga. Di tengah situasi yang penuh tantangan, kebijakan yang tepat, cepat, dan terukur mampu mengembalikan stabilitas ekonomi dan membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan negara.***

Previous Post

Fodor’s Sebut Bali Destinasi Tak Layak Dikunjungi, Ini Respon Kemen Pariwisata

Next Post

Investor Asing Keluhkan Ketidakpastian Regulasi Upah Minimum, Apindo: Apa yang Terjadi?

Next Post
Investor Asing Keluhkan Ketidakpastian Regulasi Upah Minimum, Apindo: Apa yang Terjadi?

Investor Asing Keluhkan Ketidakpastian Regulasi Upah Minimum, Apindo: Apa yang Terjadi?

Please login to join discussion

Trending

  • Ini 8 Daerah Penghasil Emas Terbesar di Indonesia, Diantaranya Riau

    Ini 8 Daerah Penghasil Emas Terbesar di Indonesia, Diantaranya Riau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Musyawarah Raya Luar Biasa PDA, Gubernur Aceh Ingatkan 6 Peran Penting Parpol

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nova Iriansyah Ingin Jadikan Ekonomi Syariah Sumber Pertumbuhan di Aceh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Web Design vs Web Development: 4 Main Differences

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Oppo Akan Luncurkan Reno5 F di Indonesia Akhir Bulan Ini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Operasi Usai Jatuh dari Sepeda, Kondisi Gubernur Aceh Semakin Membaik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Amerika Kian Dalam Terlibat Pembunuhan Masal (Genosida) oleh israel di Gaza, Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inilah Cara Download Video Youtube Tanpa Aplikasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perlindungan Perempuan Dari Kekerasan Siber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sawit Usia 10-20 Tahun di Riau Turun, Cek Harga Lengkapnya Disini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
SerambiPos

© 2021 SerambiPos

  • Beranda
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Kontak

No Result
View All Result

© 2021 SerambiPos

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In